Penjadwalan Produksi Tamiya dengan Jadwal Induk Produksi
Authors | ||
Issue | Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2024 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2323 | |
Keywords: | Penjadwalan Produksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi MPS RCCP Production Scheduling Production Planning and Control | |
Published | 2024-10-22 |
Abstract
Penjadwalan produksi berperan penting terutama dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan produksi. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan proses perencanaan dan pengendalian alur bahan datang dan pergi dari sistem produksi. PT. ABC adalah perusahaan yang memproduksi tamiya sebagai salah satu mainan mobil anak-anak. Masalah yang terjadi adalah adanya kekurangan ketersediaan bahan baku yang disebabkan oleh penjadwalan dalam produksi produk yang kurang tepat sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan pengiriman produk yang berimplikasi terhadap kerugian secara finansial bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang Master Production Scheduling (MPS) dan mengujinya dengan Rough-Cut Capacity Planning (RCCP). Master Production Schedule adalah suatu pernyataan tentang produk akhir suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Rough-Cut Capacity Planning adalah metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas stasiun kerja sehingga dapat diketahui apakah sumber daya yang direncanakan cukup untuk melaksanakan MPS. Peneltiain dimulai dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan perencanaan agregat, membuat Resource Requirement Planning (RRP), membuat Master Production Schedule (MPS), dan diuji dengan Rough-Cut Capacity Planning (RCCP). Biaya regular time, over time, dan sub kontrak produksi tamiya adalah Rp. 1.892, Rp. 30.397, Rp. 35.000 per unit. Hasil Master Production Schedule (MPS) untuk 12 periode ke depan dengan 4 tenaga kerja memerlukan biaya sebesar Rp. 5.251.640. Kemudian, dilakukan pengujian Rough-Cut Capacity Planning di mana didapatkan semua work centre adalah non-drum yang berarti kapasitas yang dimiliki oleh stasiun kerja lebih besar dari kebutuhan produksi.
Production scheduling plays an important role, especially in decision making in production activities The process of organizing and managing the movement of materials into and out of the production system is known as production planning and control. One of the kids' automobile toys that PT ABC manufactures is called Tamiya. The issue is the scarcity of raw resources brought on by scheduling incorrect items' manufacturing, which causes delays in product delivery and might result in losses for the business financially. Designing Master Production Scheduling (MPS) and testing it using Rough-Cut Capacity Planning (RCCP) are the goals of this research. An industrial manufacturing business's master production schedule is a declaration of the end product that the company aims to generate in terms of quantity and time period. Workstation capacity is measured using a technique called rough-cut capacity planning, which helps determine if the resources allocated are adequate to complete the MPS. Data gathering is the first step in the research process. Next comes aggregate planning, resource requirement planning (RRP), master production scheduling (MPS), and rough-cut capacity planning testing (RCCP). The cost of regular time, over time, and subcontract production of tamiya is Rp. 1,892, Rp. 30,397, Rp. 35,000 per unit. The Master Production Schedule (MPS) results for the next 12 periods with 4 workers require a cost of Rp. 5,251,640. Then, Rough-Cut Capacity Planning testing was carried out where it was found that all work centers were non-drum which means that the capacity owned by the workstation is greater than the production needs.