Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Menggunakan Pendekatan HIRADC Pada Proses Produksi Studi Kasus di Pabrik Kompor Bogor
Authors | ||
Issue | Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2024 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2310 | |
Keywords: | Kecelakaan Bahaya Manajemen Risiko Regulasi HIRADC Accident Hazard Risk Management Regulation | |
Published | 2024-10-22 |
Abstract
Saat ini, disiplin kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan dan faktor keselamatan kerja masih kurang mendapat perhatian di Indonesia. Karena bahan-bahan tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan karyawan, maka sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan kesehatan kerja melibatkan pengawasan terhadap orang, peralatan, perlengkapan, dan kondisi kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan, penilaian risiko identifikasi bahaya dan penentuan pengendalian atau HIRADC banyak digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk mengenali potensi bahaya, mengevaluasi risiko, dan mengendalikan situasi. Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan harus dianalisis untuk mengurangi risiko dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan bahaya, dari hasil pengolahan data dan analisis laporan kerja praktik dapat diperoleh beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut yaitu pada hasil identifikasi pada proses produksi menghasilkan 26 potensi bahaya kecelakaan kerja. Dimana potensi kecelakaan kerja tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Pada penilaian risiko setiap potensi bahaya kecelakaan kerja dihasilkan tingkat risiko ekstrim sebanyak 3, risiko tinggi sebanyak 1, risiko sedang sebanyak 11, dan risiko rendah sebanyak 11. Pada pengendalian risiko, berdasarkan analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengendalian administratif pada sebagian besar kegiatan dan pengendalian teknik, perusahaan dapat melakukan pengawasan untuk risiko kecelakaan kerja yang diprioritaskan dan lebih memperhatikan kesadaran risiko kecelakaan kerja dengan menggunakan APD dan SOP yang sudah ada.
Currently, work discipline that affects employee performance and safety factors have received less attention in Indonesia. As certain materials can be hazardous to employees'' health, it is imperative for companies to implement an Occupational Safety and Health (OHS) programme. Occupational safety and health involves the supervision of people, equipment, supplies, and working conditions to prevent accidents.Hazard identification risk assessment and determining control or HIRADC is widely used by companies as a tool to recognise potential hazards, evaluate risks, and control the situation. Therefore, any work that has the potential to cause accidents should be analysed to reduce the risk by controlling factors that can cause harm.From the results of data processing and analysis of practical work reports, several conclusions can be obtained. The conclusions, namely on the results of identification in the production process resulted in 26 potential hazards of work accidents. Where potential work accidents have different levels of risk. In the risk assessment of each potential hazard of work accidents, the resulting extreme risk level is 3, high risk is 1, moderate risk is 11, and low risk is 11. In risk control, based on the analysis that can be done, namely by doing administrative control in most activities and engineering control.The company can conduct supervision for prioritised occupational accident risks and pay more attention to occupational accident risk awareness by using existing PPE and SOPs.