Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pengaruh Konsentrasi Pelarut dan Stage Ekstraksi pada Kadar Glukomanan dari Umbi Porang (Amorphophallus onchophyllus) menggunakan Metode Multistage Cross-current Extraction

Authors
  • Tresya Pantoiyo Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, JL. Grafika No.2, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
  • Sang Kompiang Wirawan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, JL. Grafika No.2, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
  • Sri Rahayoe Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, JL. Flora No.1, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
Issue       Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2201
Keywords: Cross-current Ekstraksi Glukomanan Multistage Porang Extraction Glucomannan
Published 2024-10-22

Abstract

Porang (Amorphophallus onchophyllus) merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki kandungan glukomanan yang cukup tinggi.  Di industri pangan, glukomanan dapat dimaanfaatkan sebagai pengganti agar-agar dan gelatin. Glukomanan juga dapat digunakan untuk diet karena mampu mempercepat rasa kenyang, dan juga baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sedangkan di industri kimia, glukomanan dari porang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan film dan gelasi yang baik karena lebih ramah lingkungan dan biokompatibel. Glukomanan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku di industri farmasi dan kosmetik. Pada umumnya proses ekstraksi yang sering digunakan ialah cara mekanik (proses kering). Namun proses tersebut belum efektif dan efisien karena membutuhkan pelarut berkonsentrasi tinggi dan waktu proses yang digunakan jauh lebih lama. Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini untuk dapat menghasilkan kadar glukomanan yang tinggi maka dilakukan dengan menggunakan cara basah (proses ekstraksi dengan porang basah) dimana porang segar diekstraksi langsung dengan menggunakan etanol sebagai pelarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kadar glukomanan tertinggi yang diperoleh adalah 90,99% dengan penggunaan konsentrasi pelarut etanol 50% dan jumlah tahapan/stage ekstraksi sebanyak 5 tahap. Sedangkan pada konsentrasi pelarut etanol 70% dengan jumlah tahapan yang sama diperoleh hasil kadar glukomanan sebesar 82,30%. Berdasarkan hasil analisis FTIR yang dilakukan, menunjukan adanya ikatan  β-piranosa pada panjang gelombang 810-900 cm-1, dan ikatan β-glikosidik dan β-manosidik pada panjang gelombang 800-870 cm-1.

Porang (Amorphophallus onchophyllus) is a type of tuber that has a high glucomannan content. In the food industry, the glucomannan content can be used as a substitute for agar and gelatin, can be used for diets because it can speed up feelings of fullness, and is also good for consumption by diabetes sufferers. Meanwhile, in the chemical industry, glucomannan from porang can be used as a good film and gelation material because it is more environmentally friendly and biocompatible. Glucomannan can also be used as a raw material in the pharmaceutical and cosmetics industries. In general, the extraction process that is often used is the mechanical method (dry process). However, this process is not yet effective and efficient because it requires a high concentration of solvent and the process time used is much longer. Based on this, in this research to produce high levels of glucomannan was carried out using a wet extraction method (wet process) where fresh porang was extracted directly using ethanol as a solvent. The highest glucomannan content results obtained in this research were 53.30% using an ethanol concentration of 50% and a total of 7 stages. Meanwhile, at an ethanol concentration of 70% with the same number of stages, the glucomannan content was 41.01%. Based on the results of the FTIR analysis carried out, show the presence of β-pyranose bonds in the wavelength range 810-900 cm-1, and β-glycosidic and β-manosidic bonds in the wavelength range 800-870 cm-1.