Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Beban Kerja Psikologi Pekerja Produksi Pada Departemen Tabung PT XYZ Menggunakan Metode NASA-TLX

Authors
  • Putri Syahmina Atirah Bangun Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Jalan Limau Manis, Padang, 25175, Indonesia
  • Qarina Azka Sari Lubis Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Jalan Limau Manis, Padang, 25175, Indonesia
  • Haifa Nabila Alqadri Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Jalan Limau Manis, Padang, 25175, Indonesia
Issue       Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2171
Keywords: Beban Kerja Psikologis NASA-TLX Pekerja Produksi Weighted Work Load Production Workers Psychological Workload
Published 2024-10-22

Abstract

Pekerja merupakan aset paling paling penting pada perusahaan. Terkadang, dalam mencapai target yang diinginkan perusahaan kerap sekali tidak menyeimbangkan beban kerja yang diterima oleh dengan kapasitas pekerja, sehingga perusahaan memiliki tantangan yang besar dalam menyelaraskan beban kerja yang dialami oleh pekerja dalam waktu ke waktu. PT XYZ merupakan suatu industri manufaktur yang memproduksi barang industrial seperti tabung gas dengan kapasitas gas sebesar 12Kg. Pekerja Produksi pada departemen tabung gas memiliki sistem make to order. Sistem ini membuat para pekerja bekerja dalam waktu yang cukup singkat untuk memenuhi order jika terjadi keterlambatan pada datangnya bahan baku. Jam kerja dan tekanan dalam membuat produk secara cepat pun juga akan meningkat. Tentunya hal ini akan mengakibatkan tingkat beban kerja psikologis akan meningkat. Nasa-TLX adalah salah satu metode untuk mengukur beban kerja psikologis yang dilakukan dengan mengidentifikasi 6 dimensi beban kerja, yaitu mental demand, physical demand, temporal demand own performance frustration level dan effort. Pada penelitian ini, kuesioner NASA-TLX disebar pada 10 pekerja produksi departemen tabung. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil tingkat beban kerja psikologis rata-rata pekerja di departemen tabung termasuk dalam tingkat yang sangat tinggi dengan nilai rata-rata WWL sebesar 85,6 dengan indikator physical demand dan effort yang paling mendominasi sebagai sumber beban kerja. Hal ini dapat terjadi karena saat ini departemen tabung gas memiliki order dalam waktu yang cukup singkat dan mengharuskan pekerja produksi untuk bekerja selama 12 jam sehari untuk memenuhi order tersebut.

Workers are the most important asset in a company. Sometimes, in achieving the desired targets, companies often do not balance the workload received by worker capacity, so companies have big challenges in aligning the workload experienced by workers from time to time. PT XYZ is a manufacturing industry that produces industrial goods such as gas cylinders with a gas capacity of 12 kg. Production workers in the gas cylinder department have a make to order system. This system allows workers to work in a short time to fulfill orders if there is a delay in the arrival of raw materials. Working hours and the pressure of making products quickly will also increase. Of course, this will result in the level of psychological workload increasing. NASA-TLX is a method for measuring psychological workload which is carried out by identifying 6 dimensions of workload, namely mental demands, physical demands, temporal demands, level of frustration with one's own performance, and effort. In this research, the NASA-TLX questionnaire was distributed to 10 tube department production workers. Based on the results of data processing, the results obtained show that the average psychological workload level of workers in the tubing department is at a very high level with an average WWL value of 85.6 with indicators of physical demand and effort being the most dominant sources of workload. This can happen because currently the gas cylinder department has orders in a fairly short time and requires production workers to work 12 hours a day to fulfill these orders.