Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pengaruh Unit Kerja Terhadap Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Mental, Tingkat Stress, dan Kelelahan pada Anggota Kepolisian

Authors
  • Alma Yesimel Martua Nababan Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
  • Fitri Trapsilawati Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Issue       Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2169
Keywords: Anggota Kepolisian Beban Kerja Stress Kelelahan Unit Kerja Police Ofiicers Workload Fatigue Work Division
Published 2024-10-22

Abstract

Anggota Kepolisian saat melakukan tugasnya seringkali dihadapkan pada tugas-tugas yang memerlukan aktivitas fisik yang intens, berulang, dan dalam waktu yang lama. Tugas-tugas pada setiap unit kerja dalam mengatasi berbagai pekerjaan memerlukan respon kognitif dan fisik yang tinggi. Penelitian ini akan menggunakan analisis statistik MANOVA (Multivariate Analysis of Variance). Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa unit kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap beban mental (p value = 0,003), stress kerja (p value = 0,005), dan kelelahan (p value = 0,007). Berdasarkan Post hoc test yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa unit yang memiliki nilai beban fisik paling tinggi adalah unit Bhabinkabtimas (M = 24.47, SD = 6.02), dan yang memiliki nilai beban fisik paling rendah adalah unit PPA (M = 15.32, SD = 4.18). Unit yang memiliki nilai stress kerja paling tinggi adalah unit Reskrim (M = 83.00, SD = 6.55), dan yang memiliki nilai stress kerja paling rendah adalah unit PPA (M = 53.8, SD = 15.89). Unit kerja yang memiliki nilai beban mental paling tinggi adalah unit Reskrim (M = 88.00, SD = 9.17), dan unit kerja yang memiliki nilai beban mental paling rendah adalah unit PPA (M = 52.53, SD = 11.53). Unit kerja yang memiliki nilai kelelahan paling tinggi adalah unit Reskrim (M = 54.00, SD = 8.40), dan unit kerja yang memiliki nilai kelelahan paling rendah adalah unit SAMAPTA (M = 41.85, SD = 6.64).

Police officers are often faced with tasks that require intense, repetitive, and prolonged physical activity. The tasks of each work unit in overcoming various jobs require high cognitive and physical responses. This research will use MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) statistical analysis. Based on the results and discussion that has been done, it is concluded that the work division has a significant influence on mental load (p value = 0.003), work stress (p value = 0.005), and fatigue (p value = 0.007). Based on the post hoc test conducted, the results showed that the unit with the highest physical load value was the Bhabinkabtimas unit (M = 24.47, SD = 6.02), and the unit with the lowest physical load value was the PPA unit (M = 15.32, SD = 4.18). The unit with the highest work stress score was the Criminal Investigation unit (M = 83.00, SD = 6.55), and the PPA unit had the lowest work stress score (M = 53.8, SD = 15.89). The work division with the highest mental load score was the Criminal Investigation Unit (M = 88.00, SD = 9.17), and the work division with the lowest mental load score was the PPA unit (M = 52.53, SD = 11.53). The work division with the highest fatigue score was the Criminal Investigation unit (M = 54.00, SD = 8.40), and the work division with the lowest fatigue score was the SAMAPTA unit (M = 41.85, SD = 6.64).