Rencana Produksi Kipas Angin Mainan
Authors | ||
Issue | Vol 7 No 1 (2024): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2024 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v7i1.2165 | |
Keywords: | Penjadwalan Perencanaan dan Pengendalian Produksi MPS RCCP Scheduling Production Planning and Control | |
Published | 2024-10-22 |
Abstract
Penjadwalan didefinisikan sebagai ilustrasi durasi yang ditetapkan dalam pelaksanaan tugas dan alat ukur bagi perencanaan agregat yang di mana merupakan bagian dari pengawasan dan perencanaan produksi. Pengawasan dan perencanaan produksi didefinisikan sebagai aktvitas perencanaan serta pengawasan siklus material yang keluar sertam masuk dalam kegiatan produksi dari sistem produksi. Permasalahan yang terjaedi adalah adanya keterlambatan produksi kipas angin mainan. Hal ini terjadi disebabkan tidak adanya penjadwalan produksi. Berdasrkan permasalahan tersebut, sasaran yang ingin diraih dalam penelitian ini yaitu untuk mengahasilkan Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Induk Produksi (JIP) untuk mengetahui biaya produksi yang dibutuhkan selama 12 periode ke depan dan diverifikasi dengan Rough-Cut Capacity Planning (RCCP). Tahap-tahap yang sesuai pada penelitian ini adalah pengumpulan data di mana memuat informasi perkiraan, data durasi baku lintasan bekerja, dserta informasi agregte planning, merencanakan agregat, membuat Resource Requirement Planning (RRP), membuat MPS, dan memverifikasi dengan RCCP. Master Production Scheduling (MPS) adalah elemen dari rencana produksi yang mengidentifikasi produk yang akan dibuat, jumlah yang diperlukan, dan waktu produksinya. Rough Cut Capacity Planning adalah teknik perencanaan yang mengkalkulasikan keperluan daya tampung dengan luas serta melakukan perbandingan daya tampung yang ada. MPS serta RCCP termasuk ke dalam perkiraan jangka menengah. Pada perkiraan periode menengah diperoleh MPS yang kuantitas pekerjanya adalah 14 orang dengan total biaya produksi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 80.997.891.
Scheduling is defined as an illustration of the duration used to complete obligations and a measurement tool for aggregate planning, which is part of production control and planning. Production supervision and control is defined as the stage to organize and control the movement of raw materials out and in in unit manufacturing activities. The problem that occurs is the delay in the production of toy fans. This occurs due to the absence of manufacturing scheduling. Based on these problems, the goal of this study is to determine the Master Production Schedule (MPS) or Master Production Schedule (JIP) to determine the production costs required for the next 12 periods and verified with Rough-Cut Capacity Planning (RCCP). The stages in this study are data collection containing information according to the forecast results, data on the standard duration of the work track, as well as aggregate planning information, planning the aggregate, creating Resource Requirement Planning (RRP), creating MPS, and verifying with RCCP. The MPS is an element of the unit manufacturing forecast that details the appropriate units to be manufactured, how many are required, and their duration. Rough Cut Capacity Planning is a planning technique that allows the calculation of the total required capacity to be completed and comparisons to be made based on the available capacity. RCCP and MPS belong to the medium period forecast. In the medium period forecast, an MPS is obtained where the quantity of workers is 14 people with the total production cost required is Rp. 80,997,891.