Analisis Klaster Pada Industri Kecil Menengah di Kabupaten Purbalingga Sebagai Strategi Peningkatan Daya Saing Industri
Authors | ||
Issue | Vol 6 No 1 (2023): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2023 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v6i1.1895 | |
Keywords: | Analytical Hierarchy Process Diamond Poter Industri Kecil Menengah K-Means Cluster Small Medium Enterprises | |
Published | 2023-10-20 |
Abstract
Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan penopang perekonomian nasional dan masyarakat, dengan peran yang cukup besar tersebut sudah selayaknya daya saing IKM perlu ditingkatkan. Kabupaten Purbalingga memiliki IKM yang berjumlah 285 industri yang berpotensi untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan mengelompokkan IKM di Kabupaten Purbalingga. Mengidentifikasi karakteristik klaster IKM yang terbentuk tiap-tiap klaster. Menentukan prioritas strategi peningkatan daya saing tiap klaster IKM yang terbentuk. Metode penelitian yang digunakan dalam pengelompokkan dan mengkarakteristikkan IKM adalah K-Means Cluster. Dalam menentukan strategi peningkatan daya saing menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diintegrasikan dengan pendekatan Diamond Poter. Variabel yang menjadi pertimbangan yaitu jumlah tenaga kerja, nilai investasi, nilai produksi, dan nilai bahan-baku. Berdasarkan penelitian membuahkan 3 klaster industri, dengan klaster beranggotakan 11 industri, klaster 2 beranggotakan 272 industri, dan klaster 3 beranggotakan 2 industri. Klaster 1 memiliki 35 orang pekerja, dengan nilai investasi sebesar Rp 235,000,000, nilai produksi sebesar Rp 1,406,363, dan nilai bahan-baku sebesar Rp 705,273. Klaster 2 terdiri dari 5 orang pekerja, investasi sebesar Rp 12,000,000, produksi sebesar Rp 141,593, dan pengeluaran bahan-baku sebesar Rp 26,933. Kelompok 3 memiliki 47 pekerja, investasi sebesar Rp 300 juta, produksi senilai Rp 4,1 miliar, dan pengeluaran bahan baku sebesar Rp 84 ribu. Strategi peningkatan daya saing yang ditetapkan sebagai prioritas bagi klaster 1 menaikkan penjualan produk, klaster 2 menaikkan produksi, dan bagi klaster 3 menaikkan penjualan produk.
Small and Medium Industries (SME) are the backbone of the national economy and society, with such a large role it is appropriate that the competitiveness of SMEs needs to be increased. Purbalingga Regency has SME totaling 285 industries units that have the potential to be developed. This study aims to classify SMEs in Purbalingga Regency. Identifying the characteristics of SME clusters that are formed for each cluster. Determine the priority of strategies to increase the competitiveness of each SME cluster that is formed. The research method used in classifying and characterizing SME is the K-Means Cluster. In determining strategies to increase competitiveness using the Analytical Hierarchy Process (AHP) which is integrated with the Diamond Potter approach. The variables to be considered are the quantum of labor, investment value, product value, and raw material value. Grounded on the exploration, it redounded in 3 artificial clusters, with cluster 1 with 11 diligence as members, cluster 2 with 272 diligence as members, and cluster 3 with 2 diligence as members. The characteristics of the clusters formed show that cluster 1 has a pool of 35 people, an investment value of IDR, a product value of IDR, a value of raw accoutrements IDR 705,273. cluster 2 has a pool of 5 people, investment value of IDR, product value of IDR 141,593, value of raw accoutrements IDR 26,933. cluster 3 has a pool of 47 people, investment value of IDR, product value of IDR, value of raw accoutrements IDR 84,000. The strategy for increasing competitiveness that is set as a priority for cluster 1 is to increase product sales, for cluster 2 to increase production, and for cluster 3 to increase product sales.