Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Melalui Pendekatan Bill of Labour pada PT. XYZ

Authors
  • Ayu Anggraeni Sibarani Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Mayjen Sungkono Km. 5 Blater, Kalimanah, Purbalingga, 53371, Indonesia
  • Mivitiara Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Mayjen Sungkono Km. 5 Blater, Kalimanah, Purbalingga, 53371, Indonesia
  • Dewi Tria Setyaningrum Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Mayjen Sungkono Km. 5 Blater, Kalimanah, Purbalingga, 53371, Indonesia
Issue       Vol 6 No 1 (2023): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v6i1.1880
Keywords: MPS RCCP BOLA Kapasitas BOM PPC Capacity
Published 2023-10-20

Abstract

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi wig dan bulu mata palsu. Permasalahan yang kerap terjadi pada PT. XYZ adalah kesulitan untuk memenuhi target produksi. Permasalahan tersebut terjadi karena prerencanaan produksinya kurang akurat. Perencanaan produksi yang digunakan PT. XYZ adalah secara intuitif dimana perencanaan tersebut masih mengalami kesulitan dalam menentukan kapasitas produksi yang tepat untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Maka dari itu diperlukan penyusunan Jadwal Induk Produksi yang divalidasi menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) pendekatan Bill of Labor Approach (BOLA). Penelitian dilakukan untuk 3 jenis produk bulu mata yaitu regular, flare, dan mellow. Didapatkan 3 Grade kebutuhan knitting pada POH, yaitu Grade 1 (Mudah) 20%, Grade 2 (Sedang) 10% dan Grade 3 (Sukar) 5%. Dari 11 stasiun kerja yang dihitung pada MPS hanya stasiun kerja mellow yang terpenuhi kebutuhan kapasitasnya. Sehingga, stasiun kerja yang lain dapat melakukan campuran tenaga kerja, subkontrak, maupun overtime untuk memenuhi kebutuhan kapasitasnya. Subkontrak dilakukan pada stasiun kerja gosok, potong knitting dan pasang. Penambahan kapasitas campuran tenaga kerja dan subkontrak dilakukan pada stasiun potong bentuk, gulung, gunting, dan tanam. Sedangkan campuran tenaga kerja dan overtime dilakukan pada stasiun finishing. Dari penerapan total biaya yang diperlukan sebesar Rp 1.061.93.600.

PT. XYZ is a manufacturing company that produces wigs and false eyelashes. Problems that often occur at PT. XYZ is having trouble meeting production targets. This problem occurs because the production planning is less accurate. Production planning used by PT. XYZ is intuitively where the plan is still experiencing difficulties determining the appropriate production capacity to meet customer demand. Therefore it is necessary to prepare a Master Production Schedule validated using the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method using the Bill of Labor Approach (BOLA) approach. The research was conducted for three types of eyelash products: regular, flare, and mellow. There were three grades of knitting needs at POH, namely Grade 1 (Easy) 20%, Grade 2 (Medium) 10% and Grade 3 (Difficult) 5%. Of the 11 workstations calculated using MPS, only the mellow workstations have met the capacity requirements. Thus, other workstations can perform a mix of labor, subcontracting, and overtime to meet their capacity needs. Subcontracting is carried out at workstations of rubbing, cutting, knitting and fitting. A mix of labor additions and subcontracting is done at the cutting, winding, shearing, and planting stations. While the mixture of labor and overtime is carried out at the finishing station. From the implementation of the required total costs of IDR 1,061,93,600