Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Metoda FMEA dan Pendekatan 5W+1H untuk Penanggulangannya Di CV “X”

Authors
  • Siti Rohmah Program Studi Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung, Jalan Jakarta No. 31 Bandung, Indonesia
  • Kuswinarti Program Studi Produksi Garmen, Politeknik STTT Bandung, Jalan Jakarata No. 31 Bandung, Ind
  • Luthfi Niskhayah Program Studi Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung, Jalan Jakarta No. 31 Bandung, Indonesia
Issue       Vol 6 No 1 (2023): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v6i1.1878
Keywords: check sheet diagram pareto fishbone diagram FMEA 5W 1H
Published 2023-10-20

Abstract

CV “X” merupakan sebuah perusahaan yang menghasilkan produk jadi rajut. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk jadi rajut dengan tempat pemasaran lokal mencakup seluruh kota di Indonesia dan beberapa negara ASEAN. Berbagai program pengendalian kualitas telah dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Permasalahan yang terjadi di CV “X” adalah dari data jumlah produksi masih terdapat jumlah cacat produk yang melebihi target perusahaan yaitu sebesar 2,27% dari target 2%. Dengan demikian berarti program pengendalian kualitas produksi yang diterapkan di CV “X” belum optimal karena pengendalian kualitas hanya mencakup pengendalian bahan baku, proses dan produk jadi saja,  tidak sampai pada akar penyebab dan cara penanggulangan terjadinya cacat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengontrol kualitas produk dengan menemukan perbaikan yang perlu dilakukan terhadap cacat yang paling dominan dan penyebab yang paling diprioritaskan. Metode yang digunakan adalah melakukan observasi langsung dilapangan untuk mengetahui jumlah cacat pada produk rajut. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah perbaikan terhadap penyebab cacat produk. Adapun Langkah yang dilakukan yaitu dengan menggunakan check sheet untuk mengumpulkan data, diagram pareto untuk mengetahui cacat yang paling dominan, dan fishbone diagram untuk menganalisis penyebabnya cacat. FMEA untuk menganalisis faktor mana yang paling berpengaruh pada prioritas penyebab terjadinya cacat, dan metode 5W + 1H untuk penanganannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan terjadi penurunan cacat yang paling dominan yaitu bolong rajut sebesar 18,61% dan penurunan cacat produk secara keseluruhan sebesar 1,5%.

CV "X" is a company that produces finished knitting products. This company produces and distributes knitted finished products with local marketing places covering all cities in Indonesia and several ASEAN countries. Various quality control programs have been carried out by the company so as to produce good products and comply with established quality standards. The problem that occurred in CV "X" was that from the total production data there were still a number of product defects that exceeded the company's target of 2.27% of the 2% target. This means that the production quality control program implemented at CV "X" is not optimal because quality control only includes control of raw materials, processes and finished products, not getting to the root causes and ways of overcoming defects. The purpose of this research is to control product quality by finding improvements that need to be made to the most dominant defects and the most prioritized causes. The method used is direct observation in the field to determine the number of defects in knitting products. Data collection in this study was carried out before and after repairs to the causes of product defects. The steps taken are by using check sheets to collect data, pareto diagrams to find out the most dominant defects, and fishbone diagrams to analyze the causes of defects. FMEA to analyze which factors have the most influence on the priority causes of defects, and the 5W + 1H method for handling them. From the results of the study it can be concluded that there was a decrease in the most dominant defect, namely knitting holes by 18.61% and a decrease in overall product defects by 1.5%.