Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Usulan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Mangosteen Puree dengan Diagram Fishbone dan Failure Mode Effects and Analysis

Authors
  • Avna Rayana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20222, Indonesia
  • Chintya P. Febrina Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20222, Indonesia
  • Tabhita Cassia Putri Aulia Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20222, Indonesia
Issue       Vol 5 No 2 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v5i2.1598
Keywords: Mangosteen pure Fishbone FMEA
Published 2022-12-13

Abstract

PT. XYZ merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan buah. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini salah satunya adalah mangosteen puree. Pada stasiun pembongkaran, stasiun pengupasan, stasiun penyortiran, dan stasiun penggilingan hingga sterilisasi sering ditemukan beberapa kesalahan di stasiun ini yang menyebabkan proses produksi tidak maksimal. Kesalahan tersebut memberikan dampak pada kegagalan produk mangosteen puree. Kegagalan produk mangosteen puree akan membuat kerugian bagi perusahaan karena produk mangosteen puree yang gagal tidak bisa diekspor. Oleh itu perlu dilakukan identifikasi penyebab terjadinya produk mangosteen puree yang gagal dan bagaimana usulan perbaikannya. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone, dan Failure Mode Effects and Analysis (FMEA). Fishbone digunakan untuk mengetahui penyebab terjadi sebuah permasalahan dengan cara permasalahan tersebut dibagi ke dalam beberapa faktor seperti manusia, mesin, lingkungan, dan sebagainya, kemudian secara sistematis mencatat penyebab-penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan mencegah jenis dan mode kegagalan sebanyak mungkin. Diagram fishbone menghasilkan faktor man, machine, material, dan method sebagai penyebab kegagalan produk mangosteen puree. FMEA dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap penyebab kegagalan produk. Kemudian penyebab yang memiliki nilai RPN tertinggi adalah buah manggis yang keras dan busuk sebesar 240, kesalahan dalam pemasakan mangosteen puree sebesar 224, dan daging manggis yang tercampur serabut merah sebesar 168.

PT. XYZ is a company engaged in fruit processing. One of the products produced by this company is mangosteen puree. At unloading stations, stripping stations, sorting stations, and milling stations to sterilization, several errors are often found at these stations which cause the production process to be not optimal. These errors have an impact on the failure of mangosteen puree products. The failure of the mangosteen puree product will cause a loss for the company because the failed mangosteen puree product cannot be exported. Therefore, it is necessary to identify the causes of mangosteen puree products that fail and how to propose improvements. Problem solving is done using fishbone diagrams, and Failure Mode Effects and Analysis (FMEA). Fishbone is used to find out the cause of a problem by dividing the problem into several factors such as humans, machines, the environment, and so on, then systematically recording the causes that affect the problem. FMEA is used to identify and prevent as many types and modes of failure as possible. Fishbone diagram produces man, machine, material, and method factors as the cause of mangosteen puree product failure. FMEA is conducted to provide an assessment of the causes of product failure. Then the cause that has the highest RPN value is the hard and rotten mangosteen fruit of 240, the error in ripening mangosteen puree of 224, and the mangosteen flesh mixed with red fibers of 168