Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Perancangan Mesin Pengering Kerupuk dengan Energi Biomassa

Authors
  • Luciana Dumasih R Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Tara Zimah Azzahra Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Fakhri Hafizh Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Fucha Rahmadani Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 5 No 2 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v5i2.1565
Keywords: mesin pengering kerupuk brainstorming perancangan produk drying machine product design
Published 2022-12-13

Abstract

Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang sudah lama dikenal dan disukai oleh masyarakat di tanah air. Selain sebagai cemilan, kerupuk sering dijadikan sebagai lauk pauk untuk makan sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan kerupuk merupakan makanan yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat indonesia untuk dikomsumsi. Maka dari itu pengusaha kerupuk harus tetap berjalan agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Salah satu tahap dalam pembuatan kerupuk adalah pengeringan. Pengeringan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengurangi kandungan air yang ada pada obyek yang dikeringkan. Kandungan air yang ada telah menyatu dalam benda. Proses yang bisa digunakan untuk mengeluarkan kandungan air tersebut adalah proses penguapan. Proses ini dapat berlangsung apabila obyek yang dikeringkan diberi pemanasan, baik dengan memanfaatkan sinar matahari atau diberi sumber panas lain, baik secara elektrik maupun dengan menggunakan nyala api. Keberhasilan dan kualitas kerupuk tergantung pada proses pengeringan yang dilakukan. Kerupuk yang memiliki kualitas tinggi cendrung memiliki aroma, rasa, dan tekstur yang rapuh dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Kenyataan di lapangan, proses pengeringan dengan cara konvensional yakni pengeringan dilakukan di tempat terbuka yang bergantung dari sinar matahari dan diangin-anginkan. Berdasarkan masalah tersebut maka dibutuhkan inovasi alat pengering yang dapat digunakan dalam keadaan iklim apapun. Mesin pengering dengan menggunakan bahan bakar biomassa dan dilengkapi alat DHT11 sebagai pendeteksi suhu dan kelembapan udara adalah salah satu perkembangan teknologi yang efektif dan sangat berguna.

Kerupuk are one type of food that has long been known and liked by people in the country. Apart from being a snack, kerupuk are often used as side dishes for daily meals. So that it can be said that kerupuks are a food that cannot be separated from the lives of Indonesian people to be consumed. Therefore, kerupuk entrepreneurs must continue to run so that the needs of the community are still met. One of the steps in making kerupuk is drying. Drying is basically an attempt to reduce the water content in the object being dried. The existing water content has been integrated into the object. The process that can be used to remove the water content is the evaporation process. This process can take place when the object being dried is heated, either by using sunlight or by other heat sources, either electrically or by using a flame. The success and quality of kerupuk depends on the drying process carried out. Kerupuk that have high quality tend to have a fragile aroma, taste, and texture and can be stored for a long time. The reality in the field is that the conventional drying process is carried out in an open area that is dependent on sunlight and aerated. Based on these problems, it is necessary to innovate a dryer that can be used in any climatic conditions. Drying machine using biomass fuel and equipped with a DHT11 device as a temperature and humidity detector is one of the most effective and very useful technological developments.