Strategi Penataan dan Perencanaan Pedagang Kaki Lima di Sepanjang Jalan Slamet Riyadi Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Authors | ||
Issue | Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2022 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v5i1.1499 | |
Keywords: | Penataan Perencanaan PKL structuring planning street vendors | |
Published | 2022-09-19 |
Abstract
Keberadaan PKL (pedagang kaki lima) sebagai sektor informal di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Kartasura Kabupaten Sukoharjo belum menempati lokasi yang semestinya mengingat lokasi PKL itu ditentukan sendiri oleh para pedagang tersebut. Tujuan peneliti ini untuk mengetahui profil PKL, merumuskan strategi perencanaan PKL dan melakukan penataan lokasi secara indikatif terhadap lokasi PKL di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan populasi yaitu PKL yang berada di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dan sebagai sampel yaitu PKL yang berjumlah 20 pedagang yang tersebar di sepanjang Jalan Slamet Riyadi menurut perbedaan jenis dagangan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis tabel frekuensi, analisis kelayakan ruang sesuai peruntukkan di Kabupaten Sukoharjo serta analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan PKL di sepanjang Jalan Slamet Riyadi didominasi oleh laki laki usia 30-39 tahun dengan latar pendidikan tertinggi yaitu SLTA, lama berjualan sekitar < 5 tahun, waktu lama berjualan pedagang kaki lima 55% adalah 5-10 jam, dagangan yang di peroleh 45% adalah membeli langsung dari produsen, mayoritas pedagang kaki lima tidak memiliki tenaga kerja, besar modal yang di butuhkan untuk berjualan kaki lima rata-rata besar modalnya kurang dari Rp.5.000.000,00, sebanyak 75% penjual menggunakan modal yang di peroleh dari modal perorangan/sendiri, umumnya jenis dagangan para PKL berupa makanan dan minuman dengan pendapatan diatas UMR Kabupaten Sukoharjo dan sebanyak 80% pedagang kaki lima memilih bertahan terhadap pekerjaannya yang telah dijalankan dan 20% memilih untuk berganti pekerjaan. Strategi dalam penataan dan pengelolaan PKL yaitu membuat dan menyusunan peraturan daerah yang berpihak terhadap kehidupan PKL sebagai pengaman ekonomi, mewujudkan ekonomi kerakyatan, dimana dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat khususnya masyarakat dengan pendapatan kebawah, memberikan lokasi alternatif sebagai tempat usaha PKL yang memadai dan kondusif, Pemberdayaan PKL untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri (bina usaha, modal, manusia, lingkungan, satpras dll), dan mengupayakan terbentuknya organisasi yang mampu mewadahi usaha PKL seperti koperasi dll. Dari struktur wilayah kecamatan Kartasura, terpilih dua lokasi yaitu Pasar di Kertonatan dan Pasar di Pabelan.
The existence of street vendors (street vendors) as an informal sector along Jalan Slamet Riyadi Kartasura, Sukoharjo Regency has not yet estimated the proper location considering the location of the street vendors is determined by the traders themselves. The purpose of this researcher was to see the profile of street vendors, formulate a street vendor planning strategy and make an indicative location arrangement of the street vendors' locations along Jalan Slamet Riyadi. In this study the authors used a qualitative research type. The method used was a survey method with a population, namely street vendors along Jalan Slamet Riyadi, Kartasura District, Sukoharjo Regency and as a sample, street vendors who were recognized by 20 well-known traders along Jalan Slamet Riyadi according to different types of merchandise. The analysis technique used is the analysis of the frequency table, the analysis of the feasibility of space according to the designation in Sukoharjo Regency and the SWOT analysis. The results showed that street vendors along Jalan Slamet Riyadi were dominated by males aged 30-39 years with the highest educational background, namely high school, long selling around <5 years, 55% of the time selling street vendors is 5-10 hours. 45% obtained is buying directly from producers, street vendors do not have labor, the amount of capital designed to sell street vendors, the average capital is less than Rp. 5,000,000.00, as much as 75% of the sellers use the capital obtained. From individual / own capital, generally the types of merchandise of street vendors are food and drinks with an income above the UMR in Sukoharjo Regency and as many as 80% of street vendors choose to stay with their jobs that have been carried out and 20% choose to change jobs. The strategy in structuring and managing street vendors is to make and compile local regulations that are in favor of the life of street vendors as an economic safeguard, create a populist economy, which can help meet the needs of the community, especially those with lower incomes, provide alternative locations as adequate and conducive places for street vendors, Empowerment of street vendors to improve their abilities and personal skills (business development, capital, people, environment, security, etc.), and strive to form organizations that are able to accommodate street vendors' businesses such as cooperatives etc. From the structure of the Kartasura sub-district, two locations were selected, namely the Market in Kertonatan and the Market in Pabelan.