Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Kajian Geopark sebagai Sarana Edukasi dengan Pendekatan Arsitektur Hijau

Authors
  • Angela Fricilia Sagala Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Chrescensia Febriyana Sinambela Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Hilma Tamiami Fachrudin Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
Issue       Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v5i1.1498
Keywords: Arsitektur Hijau Geopark Sarana Edukasi Green Architecture Educational Facilities
Published 2022-09-19

Abstract

Geopark sebagai warisan geologi dengan potensi ilmiah menjadi kawasan yang tidak hanya sebagai area wisata tetapi juga sebagai sarana edukasi berupa kawasan lindung dan situs pengembangan ilmu pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mempelajari berbagai jenis sarana edukasi pada geopark dengan pendekatan Arsitektur Hijau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada hal‐hal khusus serta menganalisis data secara deskriptif dan naratif. Geopark harus menyediakan sarana pendukung dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama geoscience dan konsep perlindungan lingkungan kepada publik. Seperti Infrastruktur dasar,yakni pusat informasi, museum sejarah dan pengetahuan alam, serta pengembangan rute geo-track untuk kepentingan studi lapangan sangat penting untuk mendukung pendidikan public untuk mengenal potensi alam khususnya taman bumi (geopark). Terdapat 3 sarana edukasi yang diteliti pada penelitian ini yaitu Museum Geopark Gunung Batur di Geopark Gunung Batur, Museum Geologi Fossa Magna di Geopark Itoigawa, Jepang, Museum Kars di Geopark Gunung Sewu. Dari ketiga sarana edukasi tersebut Museum Geologi Fossa Magna di Geopark Itoigawa, Jepang menerapkan arsitektur hijau pada prinsip konservasi energi pada bangunannya. Penerapan arsitektur hijau pada kawasan geopark sudah seharusnya diterapkan sarana edukasi dengan pendekatan arsitektur hijau untuk mengurangi dampak buruk bagi kesehatan lingkungan.

Geopark is a geological heritage with scientific potential becomes an area not only as tourism but also as an education facility in the form of conservation and science development sites. The purpose of this research is to study various types of educational facilities in Geopark with The Green Architecture approach. This research is qualitative research that focuses on specific cases and analyses data descriptively and narratively. Geopark has to provide and support the activities of scientific development, especially geoscience knowledge and environmental protection concepts to the public. Basic infrastructure such as an information center, museum history, and natural knowledge, and the development of geo-track routes for the benefit of field studies are very important to support public education. There are three educational facilities examined in this study: Gunung Api Batur Museum at Gunung Batur Geopark, Fossa Magna Geological Museum at Itoigawa Geopark, and Kars Museum at Gunung Sewu Geopark. Of the three educational facilities, Fossa Magna Geological Museum, Itoigawa Geopark, Japan, apply green architecture to the principle of energy conservation in its building. The application of green architecture in the geopark area should be implemented with educational facilities using green architecture to reduce the negative impact on environmental health.