Penataan Terminal Bus Melalui Perancangan Terminal Tipe B Kwala Bekala dengan Pendekatan Arsitektur Hijau
Authors | ||
Issue | Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2022 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v5i1.1474 | |
Keywords: | Terminal Arsitektur Hijau Green Architecture | |
Published | 2022-08-15 |
Abstract
Perkembangan transportasi umum sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Hal ini bertujuan untuk meningkatan daya Tarik masyarakat menggunakan transportasi umum dalam melakukan kegiatan perpindahan tempat serta dapat meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi. Terminal sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang harusnya memiliki fasilitas yang baik untuk mendukung berbagai kegiatan penumpang dan pengunjung terminal. Terminal Simpang Kwala merupakan terminal yang melayani perjalanan dari Kota Medan menuju beberapa daerah seperti Tanah Karo, Sidikalang dan Tongging. Kawasan terminal pada saat ini belum tertata dengan baik seperti tidak terdapatnya ruang tunggu yang memadai untuk para penumpang. Penataan terminal kwala bekala diperlukan agar fungsi terminal ini sesuai dengan standar operasional sebuah terminal tipe B. Penerapan arsitektur hijau yang hemat energi dapat digunakan dalam perancangan terminal Kwala Bekala untuk menciptakan bangunan yang hemat energi serta membantu dalam mendukung program hemat energi demi menjaga lingkungan.
The development of public transportation is very much needed today. This aims to increase the attractiveness of the public using public transportation in moving places and minimizing the use of private vehicles. The terminal as a place to pick up and drop off passengers should have good facilities to support various activities of passengers and terminal visitors. Kwala Simpang Terminal is a terminal that serves trips from Medan City to several areas such as Tanah Karo, Sidikalang and Tongging. The terminal area is currently not well organized, such as the absence of adequate waiting rooms for passengers. The arrangement of the multi-time terminal is needed so that the function of this terminal is in accordance with the operational standards of a type B terminal. The application of energy-efficient green architecture can be used in the design of Kwala Bekala terminals to create energy-efficient buildings and help support energy-saving programs to protect the environment.