Studi Pendekatan Arsitektur Adaptif pada Perencanaan Taman Budaya di Kota Gunungsitoli
Authors | ||
Issue | Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2022 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v5i1.1459 | |
Keywords: | Kota Gunungsitoli Taman Budaya Aristektur adaptif Gunungsitoli City Cultural Park Adaptive Architecture | |
Published | 2022-08-15 |
Abstract
Kota Gunungsitoli sebagai kota terbesar di kepulauan Nias yang memiliki keberagaman dan kekhasan budaya dapat mengembangkan taman budaya sebagai sarana pelestarian budaya dan sebagai sektor penambah pendapatan daerah. Taman budaya sendiri ditinjau sebagai salah satu industri pariwisata yang merupakan industri yang dinamis harus dapat menerapkan arsitektur yang adaptif. Hal tersebut dikarenakan beberapa tahun terakhir kemampuan adaptasi menjadi aspek penting dalam perancangan arsitektur sebagai akibat dari berkembangnya berbagai isu baik itu teknologi, lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan. Kemampuan suatu produk arsitektur dalam merespon tidak hanya kondisi saat ini melainkan juga segala kemungkinan perubahan kondisi pada masa yang akan datang ada hal penting saat ini. Pada penelitian ini akan dideskripsikan mengenai pengertian dari arsitektur yang adaptif tersebut dan konsep dalam pendekatan arsitektur yang adaptif di Kota Gunungitoli. Hasil penelitian ini adalah bahwa pendekatan arsitektur yang adaptif dalam sebuah taman budaya di Kota Gunungsitoli dapat diterapkan melalui konsep building adaptability yang meliputi flexibility, convertibility, expandability, dan durability. Penelitian ini adalah penelitian awal yang dapat digunakan dalam merancangan taman budaya yang adaptif di Kota Gunungsitoli.
Gunungsitoli as the largest city in the Nias archipelago which has diversity and cultural uniqueness, can develop cultural parks as a means of cultural preservation and as a sector to increase regional income. The cultural park itself as a tourism industry, which is a dynamic and always changing industry, must be able to apply adaptive architecture. Based on the last few years, adaptation has become an important aspect in architectural design. The ability of an architectural product to respond not only to current conditions, but also to all possible changes of conditions in the future is important today. This research will describe the definition of adaptive architecture and the concept of adaptive architectural approach in Gunungitoli. The results of this study are that an adaptive architectural approach in a cultural park in Gunungsitoli can be applied through the concept of building adaptation which includes flexibility, convertibility, expansion and durability. This research is a preliminary research that can be used in designing an adaptive cultural park in Gunungsitoli.