Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Biodegradasi Produk Rubber Dam Berpengisi Selulosa Mikrokristal dari Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogeal L.) dengan Penambahan Pewarna Organik dari Daun Suji (Pleomele angustifolia)

Authors
  • Hamidah Harahap Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. T. Mansur No.9, Medan 20222, Indonesia
  • Jose Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. T. Mansur No.9, Medan 20222, Indonesia
Issue       Vol 4 No 1 (2021): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v4i1.1278
Keywords: Biodegradasi Penanaman Penggantungan Pupuk Rubber Dam
Published 2021-10-29

Abstract

Rubber dam adalah produk tipis yang digunakan untuk memfasilitasi operasi gigi. Biasanya, rubber dam terbuat dari lateks karet alam, yang sulit terurai karena ikatan silang belerang. Oleh karena itu, dibuat pengisi mikrokristalin selulosa dari kulit kacang tanah dengan penambahan pewarna organik dari daun suji untuk membuat produk rubber dam untuk memudahkan biodegradasi. Penelitian ini mengkaji pengaruh Microcrystalline Cellulose Filler (MCC) sebagai bahan pengisi organik dan pewarna organik dari daun suji pada karet dan produk lateks karet alam terhadap biodegradabilitas akibat penanaman pada tanah yang dipupuk, tidak dipupuk dan disuspensikan. Pembuatan rubber dam dari lateks karet alam melalui proses pencetakan. Penelitian ini diawali dengan vulkanisasi awal lateks karet alam pada suhu 70 °C dan dilanjutkan dengan vulkanisasi pada suhu 120 °C selama 10 menit, setelah itu ditaburi CaCO3 dan proses selanjutnya adalah proses klorinasi produk karet. dan lateks karet alam. Hasil persentase susut bobot menunjukkan bahwa semakin tinggi pembebanan MCC maka semakin tinggi biodegradabilitasnya, dengan persentase susut bobot tertinggi pada tanaman yang menggunakan pupuk 25,78% dan 24 ,39% dengan  menggunakan pewarna organik dan tanpa pewarna. Untuk penanaman tanpa pupuk dan tanaman gantung masing-masing sebesar 20,55%; 19,53% dan 9,59%; 8,85% untuk pewarna organik dan pewarna bebas. Hasil uji mekanik yang dikuatkan dengan analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa kerusakan permukaan akibat penanaman pupuk lebih besar dibandingkan kedua metode lainnya. Berdasarkan hasil analisis Fourier Transform Infrared (FTIR), puncak serapan mengalami penurunan intensitas setelah tanam dibandingkan sebelum tanam.

 

decompose due to sulfur cross-links. Therefore, microcrystalline cellulose fillers were made from peanut shells with the addition of organic dyes from suji leaves to make rubber dam products to facilitate biodegradation. This study examines the effect of Microcrystalline Cellulose Filler (MCC) as an organic filler and organic dye from suji leaves on rubber and natural rubber latex products on biodegradability due to planting in fertilized, unfertilized and suspended soil. Making rubber dams from natural rubber latex through the molding process. This research begins with the initial vulcanization of natural rubber latex at a temperature of 70 °C and continued with vulcanization at a temperature of 120° C for 10 minutes, then sprinkled with CaCO3 and the next process is the process of chlorination of rubber products. and natural rubber latex. The percentage of weight loss showed that the higher the loading of PKS, the higher the biodegradability, with the highest percentage of weight loss in plants using fertilizers of 25.78% and 24.39% using organic dyes and without dyes. For planting without fertilizer and hanging plants it is 20.55% each; 19.53% and 9.59%; 8.85% for organic dyes and free dyes. The results of the mechanical test confirmed by Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis showed that the surface damage due to fertilizer planting was greater than the other two methods. Based on the results of the Fourier Transform Infrared (FTIR) analysis, the absorption peak experienced a decrease in intensity after planting compared to before planting.