Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Kecacatan Produksi Paku dengan Pengendalian Kualitas Six Sigma

Authors
  • Khawarita Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Amanda Reihan Sembiring Meliala Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 4 No 1 (2021): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v4i1.1274
Keywords: Paku Proses Produksi Pengendalian Kualitas Six Sigma DMAIC
Published 2021-10-29

Abstract

Paku merupakan logam bertekstur keras serta berujung tajam, Paku biasanya terbuat dari baja yang fungsinya adalah melekatkan dua objek dengan menembus keduanya Kualitas sebagai ukuran baik dan buruknya karakteristik sebuah produk dapat berupa barang maupun jasa yang bertujuan memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam produksi paku terdapat banyak kemungkinan kecacatan, kecacatan dalam produksi merupakan hal yang tidak dapat dihindari namun dapat dikendalikan. Pengendalian kualitas berguna untuk meningkatkan produktivitas serta keuntungan pada perusahaan, salah satu alat untuk melakukan pengendalian kualitas yaitu dengan menggunakan metode six sigma. Six sigma adalah pendekatan menyeluruh dalam menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan proses melalui tools DMAIC (Define, Measure, Analyse, Improve, Control). Terdapat 18 jenis kecacatan pada paku dengan faktor penyebabnya yaitu manusia, material, mesin, dan metode. Jenis kecacatan atribut pada proses produksi adalah bengkok, tidak berkepala dan tumpul. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai six sigma 2,63 pada proses produksi paku. Diperoleh kecacatan tidak berkepala dan kecacatan bengkok tidak terlalu mengganggu serta potensi bahaya akibat manusia, mesin, material, dan metode selama proses produksi terjadi. Saran peningkatan mutu dan kualitas produksi paku berupa perbaikan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan operator, meningkatkan kualitas bahan baku, meningkatkan perfomansi setiap mesin, dan sebagainya. Pengendalian terhadap proses produksi paku serta digunakan Standard Operating Procedure (SOP).

Nails are hard-textured metal with sharp edges. Nails are usually made of steel whose function is to attach two objects by penetrating them. Quality as a measure of good and bad characteristics of a product can be in the form of goods or services aimed at satisfying consumer needs. In nail production there are many possible defects, defects in production are unavoidable but can be controlled. Quality control is useful for increasing productivity and profits for the company, one of the tools for quality control is using the six sigma method. Six sigma is a comprehensive approach in solving problems and improving processes through DMAIC tools (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). There are 18 types of defects in nails with the causative factors, namely human, material, machine, and method. Types of attribute defects in the production process are bent, headless and blunt. After calculating the value of six sigma 2.63 obtained in the nail production process. Headless defects and bending defects are obtained which are not too disturbing as well as potential hazards due to humans, machines, materials, and methods during the production process. Suggestions for improving the quality and quality of nail production in the form of improvements to increase the ability and knowledge of operators, improve the quality of raw materials, improve the performance of each machine, and so on. Control over the nail production process and use Standard Operating Procedure (SOP).