Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Penyebab Rendahnya Tingkat Rendemen Produksi Gula pada Pabrik Gula XYZ Menggunakan Fishbone Diagram, Failure Mode Effect Analysis, dan Metode 5W+1H

Authors
  • Stefry Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jln Dr. T. Mansyur No. 9 Padang Bulan, Medan 20222, Indonesia
  • Muhammad Septiadi Siagian Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jln Dr. T. Mansyur No. 9 Padang Bulan, Medan 20222, Indonesia
  • Angandowa Zalukhu Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jln Dr. T. Mansyur No. 9 Padang Bulan, Medan 20222, Indonesia
  • Melky L. Alfantri Sinabang Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jln Dr. T. Mansyur No. 9 Padang Bulan, Medan 20222, Indonesia
Issue       Vol 4 No 1 (2021): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v4i1.1220
Keywords: Gula Rendemen Fishbone Diagram Failure Mode Effect Analysis Metode 5W 1H
Published 2021-10-29

Abstract

Salah satu bahan pokok yang paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia ialah gula. Gula seringkali digunakan pada industri makanan dan minuman, industri pengolahan serta pengawetan makanan. Kebutuhan gula nasional di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk di Indonesia, perkembangan industri makanan dan minuman serta perkembangan hotel dan restoran. Akan tetapi, peningkatan kebutuhan gula nasional tidak diimbangi dengan kapasitas produksi gula sehingga seringkali terjadi kekurangan (shortage) gula di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi gula ialah rendemen. Permasalahan yang terjadi di Pabrik Gula XYZ ialah tingkat rendemen produksi gula yang dihasilkan oleh pabrik masih belum mencapai tingkat rendemen yang ditargetkan yaitu 10% sedangkan tingkat rendemen rata-rata yang dicapai perusahaan hanya sebesar 6,61%. Analisis permasalahan dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram untuk mencari akar penyebab permasalahan yang terjadi, failure mode effect analysis (FMEA) untuk menganalisis tingkat prioritas permasalahan yang perlu diatasi, dan metode 5W+1H untuk membuat rencana perbaikan. Solusi perbaikan yang diberikan berdasarkan hasil analisis yaitu memberi tanda pada areal lahan tebu untuk menghindari kesalahan penebangan tebu yang terlalu dini, melakukan maintenance secara rutin dan berkala pada mesin produksi untuk menjaga mesin tetap awet, dan membuat buku panduan kecil dan pengawasan kerja oleh mandor untuk membantu operator yang tidak terlalu handal mengoperasikan mesin.

 

One of the staple ingredients most often consumed by Indonesians is sugar. Sugar is often used in the food and beverage industry, food processing and preservation industries. The need for national sugar in Indonesia every year has always increased along with the increasing population in Indonesia, the development of the food and beverage industry and the development of hotels and restaurants. However, the increase in national demand for sugar is not matched by sugar production capacity so that there is often a shortage of sugar stocks in Indonesia. One of the factors that influence the level of sugar production is yield. The problem that occurs at XYZ Sugar Factory is that the yield rate of sugar production produced by the factory has not yet reached the target yield level of 10%, while the average yield rate achieved by the company is only 6,61%. Problem analysis is carried out by using a fishbone diagram to find the root cause of the problem that occurs, failure mode effect analysis (FMEA) to analyze the priority level of problems that need to be resolved, and the 5W + 1H method to create improvement solutions. The improved solutions provided are based on the results of the analysis, namely marking the sugarcane area to avoid mistakes in cutting sugarcane too early, carrying out routine and periodic maintenance on production machines to keep the machines durable, and making small manuals and work supervision by foremen to help operators who are not very reliable in operating machines.