Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak

Authors
  • Indri Kemala Nasution Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, jl. Dr. Mansyur no.7 Medan, 20155, Indonesia
  • Rahma Yurliani Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Elvi Andriani Yusuf Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Rahmi Putri Rangkuti Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Issue       Vol 3 No 2 (2020): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/anr.v3i2.955
Keywords: preventif training of trainer (tot) kekerasan seksual anak
Published 2020-11-30

Abstract

Kekerasan seksual pada anak merupakan fenomena yang kian sering terjalin di beberapa daerah di tanah air, hal ini diisyarati dengan meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak tiap tahunnya. Bentuk-bentuk kekerasan seksual pada anak adalah pra-kontak seksual anak dengan orang yang lebih besar melalui kata-kata, sentuhan, gambar dan exhibisionisme, atau berupa perlakuan kontak seksual anak dengan orang dewasa melalui incest, pemerkosaan atau ekspolitasi seksual. Anak yang mengalami kekerasan seksual akan mendapatkan dampak negatif antara lain perasaan bersalah serta menyalahkan diri sendiri, mimpi buruk, permasalahan harga diri, disfungsi seksual, sakit kronis, kecanduan, kecemasan, gangguan kepribadian, depresi bahkan kemauan untuk bunuh diri. Tujuan dari pengabdian yang dilakukan adalah untuk menumbuhkan dan menguatkan jaringan perlindungan anak di tingkat kecamatan sehingga mereka mampu melakukan aksi dan upaya-upaya pencegahan dalam penanganan kasus kekerasan seksual pada anak. Program ini dilakukan dengan mengadakan Training of Trainer (TOT) kepada 10 orang kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kecamatan Medan Selayang. Training yang dilakukan berupa pemberian materi, role play dan pemberian video terkait dengan kekerasan seksual terhadap anak. Sebelum dan sesudah training diberikan pre-test dan post-test. Hasil post-test menunjukkan adanya peningkatkan pengetahuan peserta mengenai kekerasan seksual pada anak dan pencegahannya.

 

Sexual child abuse is a phenomenon that is increasingly common in several regions in the country, and this is characterized by an increase in cases of sexual abuse of children each year. Forms of sexual abuse against children are pre-sexual contact of children with a larger person through words, touch, pictures and exhibitionism, or in the form of sexual contact between children and adults through incest, rape or sexual exploitation. Children who experience sexual abuse will get negative effects including feelings of guilt and self-blame, nightmares, self-esteem problems, sexual dysfunction, chronic pain, addiction, anxiety, personality disorders, depression and even the desire to commit suicide. The devotion aims to grow and strengthen the child protection network at the sub-district level so that they can take action and preventive measures in handling cases of sexual abuse against children. This program is carried out by holding Training of Trainer (TOT) for 10 Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) cadres in Medan Selayang District. The training was conducted in the form of providing explanations, role play, and providing videos related to sexual violence against children. Before and after the training is given pre-test and post-test. Post-test showed an increase in participant’s knowledge about sexual child abuse and prevention.