Perbandingan Riap Diameter Tegakan Hutan Di Jalur Tanam Dengan Di Jalur Antara Pada Sistem Silvikultur TPTJ
Authors | ||
Issue | Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2020 Talenta Conference Series: Agriculture and Natural Resources (ANR) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/anr.v3i1.840 | |
Keywords: | Faktor genetic Jalur Antara Jalur tanam riap kerapatan | |
Published | 2020-09-18 |
Abstract
Dalam mengusahakan hutan produksi khususnya yang dikelola dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dari suatu unit manajemen, dianut asas kelestarian hasil (sustained yield principle). Apabila besarnya etat volume kayu sama dengan riap, yaitu besarnya volume kayu yang tumbuh pada seluruh tapak dalam waktu satu tahun, maka kelestarian hasil dari suatu unit manajemen akan dapat dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan riap diameter tegakan Dipterocarpaceae pada jalur tanam dengan jalur antara di areal izin konsesi PT Balikpapan Forest Industries di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Indonesia. Data riap diameter tegakan diperoleh dengan cara mengamati 4 (empat) Petak Ukur Permanen (PUP) dimana masing-masing PUP berukuran 100 m x 100 m. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rataan riap diameter tegakan Shorea leprosula di jalur tanam sebesar 2,08 cm/th, sedangkan tegakan jenis komersil pada jalur antara sebesar 1,08 cm/th. Hasil uji statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa perbedaan riap diameter antara tegakan Dipterocarpaceae di jalur tanam dengan tegakan jenis komersil di jalur antara tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Di jalur antara faktor yang menghambat pertumbuhan antara lain : jenis yang beragam, faktor genetik, kerapatan yang tidak teratur, dan persaingan hara. Sedangkan di jalur tanam faktor yang mempercepat pertumbuhan antara lain : intensitas cahaya yang merata, berkurangnya persaingan hara, dan faktor genetik.