Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pemetaan Kesehatan Pohon di Hutan Konservasi (Studi Kasus Tahura Wan Abdul Rachman, Desa Cilimus Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

Authors
  • Rahmat Safe’i Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jln. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung
  • Arief Darmawan Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jln. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung
  • Hari Kaskoyo Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jln. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung
Issue       Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/anr.v3i1.839
Keywords: Forest Health Monitoring hutan konservasi kesehatan pohon
Published 2020-09-18

Abstract

Pohon merupakan penyusun utama sebuah hutan. Hutan konservasi yang sehat harus tersusun dari pepohonan yang sehat pula. Tahura Wan Abdul Rahman termasuk hutan konservasi dalam bentuk kawasan pelestarian alam. Salah satu cara untuk mengetahui hutan konservasi yang sehat, yaitu dengan melakukan pemetaan kesehatan pohon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kondisi kesehatan pohon di hutan konservasi. Penelitian ini dilaksanakan pada hutan konservasi di Desa Cilimus, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penilaian kerusakan pohon berdasarkan teknik Forest Health Monitoring (FHM). Plot ukur sampel berdasarkan desain klaster-plot FHM sebanyak dua klaster-plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 47 pohon yang dinilai kesehatan pohonnya; dengan 4 pohon (9%) pada kategori baik, 16 pohon (34%) pada ketegori sedang, dan 27 pohon (57%) pada kategori jelek. Kerusakan pohon yang paling banyak ditemukan, yaitu pada lokasi cabang (kode 7) sebanyak 16 (25,40%) dengan tipe kerusakan daun, pucuk atau tunas rusak (kode 24) sebanyak 20 (31,75%). Dengan demikian, sebaran kesehatan pohon yang rusak pada hutan konservasi tersebar secara menyeluruh dengan tingkat kondisi kesehatan pohon yang jelek.