Pembangunan Demplot Agroforestri Di Kphl Batutegi Lampung (Establishment of Agroforestry Plotsat Cempaka Forestry Partnership in Batutegi Forest Management Unit, Lampung Province)
Authors | ||
Issue | Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2020 Talenta Conference Series: Agriculture and Natural Resources (ANR) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/anr.v3i1.832 | |
Keywords: | agroforestri kemitraan partisipasi masyarakat Lampung | |
Published | 2020-09-18 |
Abstract
Untuk meningkatkan tutupan lahan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan melalui pengembangan mata pencaharian, pengelolaan hutan diperlukan termasuk melalui penanaman dengan model agroforestri. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi bekerja sama dengan Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) telah membangun demplot Agroforestri di areal Kemitraan Kehutanan Cempaka di bawah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Kabupaten Pringsewu, Lampung yang merupakan salah satu skema perhutanan sosial. Area seluas 10 hektar ditanami dengan tanaman kayu yaitu pala (Myristica fragrans), cengkeh (Syzygium aromaticum), champaca (Michelia champaca), kemiri (Aleurites moluccana), resin mata kucing (Shorea javanica), manggis (Garcinia mangostana), maja (Crescentia) cujete), dan pisang (Musa Sp.). Tanaman semak dan tanaman semusim lainnya adalah Lada semak (Piper albi), gamal (Gliricidia sepium), jahe (Zingiber officinale), jahe (Curcuma zanthorrhiza) dan Lemongrass (Cymbopogon nardus). Kegiatan penanaman secara partisipatif dilakukan oleh kelompok tani Kemitraan Kehutanan Cempaka. Jarak tanam antar pohon sejenis adalah 8 mx 8 m (pala-pala, cengkeh-cengkeh), jarak antar pohon (pala-cengkeh) adalah 4m x 4m. Persentase pertumbuhan diamati pada usia 1, 6 dan 12 bulan setelah tanam masing-masing 96,18%; 73,92% dan 70,17%. Persentase pertumbuhan cukup baik selama 12 bulan setelah tanam, didukung oleh partisipasi masyarakat yang terlihat tinggi dalam memelihara tanaman mereka.