Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pemanfaatan Data Sifat Tanah Dalam Pendugaan Laju Infiltrasi Pada Areal Hutan Berlereng Curam

The Utilization of Soil Properties Data in Estimating Infiltration Rate in Forest Areas with steep slopes

Authors
  • Bejo Slamet Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan
  • Dewi Sagita Ginting Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
  • Deni Elfiati Departemen Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/anr.v2i1.575
Keywords: infiltrasi sifat tanah hutan pegunungan areal berlereng curam
Published 2019-07-25

Abstract

Kendala pengukuran infiltrasi pada lahan hutan pegunungan adalah posisi lokasi yang jauh dan mempunyai kelerengan yang curam sampai sangat curam.  Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan model hubungan antara sifat tanah pada areal hutan yang berlereng curam dengan laju infiltrasi.  Penelitian dilakukan di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.  Sifat tanah yang dijadikan sebagai parameter penduga adalah tekstur tanah, bulk density (kepadatan tanah) dan bahan organik.  Pengukuran infiltrasi di lapangan dilakukan dengan metode double ring infiltrometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi liat, bulk density, porositas dan bahan organic mampu memberikan nilai pendugaan laju infiltrasi maksimum dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,567 dan pendugaan waktu mencapai konstan dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,760.  Adapaun model persamaan penduga laju infiltrasi minimum hanya memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,162.  Variabilitas spasial laju infiltrasi yang tinggi mengakibatkan pendugaan menggunakan sifat fisik tanah masih memberikan koefisisen determinasi yang rendah.  Namun demikian model persamaan ini dapat dijadikan sebagai penduga infiltrasi pada areal pebukitan dengan kelerengan curam dan jauh dari sumber air.

 

The constraints on measuring infiltration on mountain forest land are the remote locations and have steep slopes to very steep. This research was conducted to obtain a model of the relationship between the soil properties in steep slope forests with infiltration rates. The study was held in the Bukit Barisan Forest Park (Tahura), Karo Regency, North Sumatra Province. The properties of the soil which are used as estimating parameters are soil texture, bulk density and soil organic matter. Measurement of infiltration in the field was done by t double ring infiltrometer method. The results show that the clay fraction, bulk density, porosity and soil organic matter were able to provide the estimation values of maximum infiltration rate with a coefficient of determination (R2) of 0.567 and the estimation of constant time with a coefficient of determination (R2) of 0.760. However, the estimation equation of minimum infiltration rate model only gives a determination coefficient of 0.162. The high spatial variability of infiltration rate in the field resulting in the low of the coefficient of determination of the model. However, this equation model can be used as an estimator of infiltration in hills with steep slopes and far from water sources.