Membangun Kemitraan Kehutanan pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Building of Forest Partnerships in Mengkendek KHDTK (Forests area with Special Purpose), Tana Toraja District, South Sulawesi
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) | |
Section | Articles | |
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/anr.v2i1.569 | |
Keywords: | kemitraan kehutanan KHDTK Mengkendek konflik kepentingan Participatory Action Research partisipasi stakeholders | |
Published | 2019-07-25 |
Abstract
Fungsi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Mengkendek sebagai hutan penelitian menjadi optimal apabila areal tersebut terbebas dari konflik kepentingan khususnya dengan masyarakat sekitar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik kepentingan di KHDTK Mengkendek adalah melalui kemitraan kehutanan. Kemitraan kehutanan selain sebagai salah satu bentuk resolusi konflik, juga merupakan upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pemberian akses dalam pemanfaatan sumber daya hutan dengan tetap memperhatikan fungsi hutan yang ada. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran proses membangun kemitraan kehutanan di KHDTK Mengkendek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses membangun kemitraan kehutanan di KHDTK Mengkendek dibagi ke dalam empat tahap yaitu tahap identifikasi kepentingan para pihak, tahap identifikasi peran para pihak dalam kemitraan kehutanan, tahap penyusunan skenario/model kemitraan, dan tahap penyusunan naskah kesepakatan kemitraan kehutanan di KHDTK Mengkendek. Partisipasi aktif semua stakeholders dalam setiap tahapan yang ada, akan menjadikan kemitraan kehutanan dapat diimplementasikan dengan baik sehingga fungsi KHDTK Mengkendek menjadi optimal dan masyarakat setempat tetap mendapatkan manfaat dari areal KHDTK Mengkendek.
Forest area with special purpose or its famous terminology in Indonesia KHDTK, of Mengkendek can be optimally managed if there is no conflict of interest among the stakeholders, especially with the people around and within the KHDTK. The forestry partnership program is an alternative solution that offered by the Ministry of Environment and Forestry in overcoming the conflict. Besides that, this program aims to empower the people around and within the forest included KHDTK by providing access to participate in managing the forest and maintaining its function as well. This study aims to provide an overview of the establishing forestry partnership process in the KHDTK Mengkendek. The Participatory Action Research (PAR) approaches was applying in this study. The results showed that there are four (4) stages in the process, namely: (i) identifying the parties’ interests; (ii) identifying the parties’ roles in the partnership; (iii) preparing the partnership scenario/model; and (iv) drafting the concept of forestry partnership agreement of KHDTK Mengkendek. The active participation of all stakeholders in each stage will boost the forestry partnership well implemented, so KHDTK Mengkendek can be well managed and the people around and within this area can obtain the sustainable benefit from the KHDTK.